Selasa, 16 Oktober 2012

Jaman Edan

Jaman edan,anak kecil sudah belajar merokok ,yuk intip aja videonya berikut ini(jangan dicontoh):






Yang mau ambil videonya langsung sedot aja nieh:
Download  the-little-smoker.mp4

Minggu, 14 Oktober 2012

Candi Jolotundo

jolotundo
PAPAN NAMA ATAU PLAKAT MASUK CANDI JOLOTUNDO

jolotundo


MOJOKERTO - Petirtan Jolotundo menjadi salah satu aset sejarah
dan wisata bernilai tinggi yang
dimiliki Kabupaten Mojokerto.
Banyak misteri dan keunikan situs
ini yang masih belum diketahui
khalayak. Salah satunya adalah
kualitas air petirtan yang konon
nomor tiga terbaik dunia.
jolotundo


Situs Candi Jolotundo, atau yang
kerap disebut Petirtan Jolotundo,
adalah salah satu peninggalan
sejarah kerajaan sebelum
Majapahit. Situs berupa candi
dengan air yang mengalir dari berbagai sudut candi itu dibuat
pada tahun 997 Masehi. Zaman
Airlangga pada masa kejayaan
Kerajaan Kahuripan.
jolotundo Konon waktu itu, bangunan
berukuran panjang 16,85 meter
dengan lebar 13,52 meter dan
tinggi 5,2 meter itu menjadi
tempat pemandian para petinggi
kerajaan. Dalam sejarah disebut, bangunan ini sengaja dibuat Raja
Udayana untuk menyambut
kelahiran putranya, Prabu
Airlangga.
jolotundo

Jika dilihat lebih detail,
bangunan yang terbuat dari batu
andesit ini memang
menampakkan keistimewaan.

jolotundo

Pahatan relief yang halus,
menandakan jika proses pembuatannya membutuhkan
tenaga terampil.
jolotundo
Juga bentuk
bangunan yang terkesan tidak
biasa dengan 52 pancuran airnya.
Ke 52 pancuran itu memuntahkan
air jernih yang tanpa henti meski musim kemarau tiba. Ratusan ikan berbagai jenis,
tumbuh liar di kolam bagian
bawah. Meski demikian, tak
satupun pengunjung yang berani
mengambik ikan-ikan itu. Mereka
percaya, mengambil ikan di lokasi ini akan berbuntut petaka.
Lantaran itu, pengunjung lebih
memilih memberi makan ikan
dari pada mengambilnya.
jolotundo

Di sisi kiri dan kanan bangunan
bagian atas, terdapat dua kolam
kecil yang saat ini dimanfaatkan
pengunjung untuk mandi dan
berendam.
jolotundo
Terpisah untuk
pengunjung laki-laki dan perempuan, pengunjung tak
diperbolehkan untuk mandi
menggunakan shampoo dan
sabun. Ini untuk menjaga
kemurnian air kolam. Juga untuk
menjaga ekosistem ikan-ikan yang berada di bagian bawah
kolam pemandian.
jolotundo
Berada di lereng gunung
Penanggungan, tepatnya di Desa
Seloliman, Kecamatan Trawas,
lokasi wisata ini terbilang
istimewa. Selain bentuk
bangunan candi yang memang tak biasa, juga kualitas air yang
dimiliki. Dari dua kali penelitian
oleh tim arkeolog dari Belanda,
kualitas air petirtan Jolotundo ini
telah dibuktikan.
jolotundo
Penelitian tahun 1985, kualitas
air di petirtan Jolotundo
menduduki rangking 5 dunia,"
terang Pak Bagong, juru pelihara yang
juga petugas Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan. Penelitian kedua juga dilakukan
arkeolog Belanda pada tahun 1991.
Hasilnya, kualitas air petirtan
Jolotundo menduduki peringkat 3
dunia. Tentu saja hasil itu bukan
main-main. Karena ternyata, kandungan mineral air petirtan ini
sangat tinggi. Itupun bisa
dibuktikan jika kita menyimpan
air ini dalam jangka waktu yang
lama.
jolotundo

Pernah kita uji coba dengan
menyimpan air ini selama 2
tahun. Bau, warna dan rasanya tak
berubah," tambahnya. Oleh beberapa kalangan, air
petirtan Jolotundo tak hanya
diyakini memiliki kandungan
mineral yang tinggi. Lebih dari
itu, sebagian mereka percaya jika
ada obat awet muda di dalamnya. Lagi-lagi, karena kayanya
kandungan bahan alami dari air
yang bersumber dari pegunungan
itu. Sunajipun meyakini, karena
dari sumber mata air yang berada
di dataran tinggi itu terdapat banyak tumbuhan rempah-
rempah. "Air ini telah melalui
penyaringan-penyaringan. Tapi
memang, banyak tumbuhan
rempah-rempah di atas. Sehingga
air ini diyakini bisa menjadi obat
awet muda," katanya. Lokasi seluas 1 hektar ini bukan
hanya menjadi tempat wisata
sejarah saja.
jolotundo
Sebagian orang
justru memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat wisata
religi. Tak heran pada setiam malam Jumat, akan ada puluhan
orang yang memilih berdiam diri
di tempat ini hingga pagi.
Terlebih malam bulan purnama.
Mereka meyakini tempat ini
memiliki kelebihan untuk memunculkan berbagai
permintaan. "Paling ramai jika bulan purnama.
Banyak yang semedi," tukasnya. Sayangnya, keistimewaan Petirtan
Jolotundo tak banyak dinikmati
banyak orang. Terbukti, dalam
sebulan, tempat ini hanya
dikunjungi sekitar 2500 orang.
Jumlah yang sangat kecil dibanding pesona yang dimiliki
sebuah tempat wisata. Memang,
banyak kekurangan di sana-sini
sehingga tempat ini masih belum
memiliki daya tarik untuk
dikunjungi wisatawan. Salah satunya adalah akses jalan
menuju lokasi. Selain sempit,
kerusakan jalan juga banyak
ditemukan. Khususnya jalur dari
Kecamatan Pungging melewati
Desa Kesemen. Sehingga, wisatawan yang berasal dari Kota
Mojokerto harus memutar
melewati Kecamatan Ngoro untuk
menghindari kerusakan jalan yang
memang dalam kondisi yang
parah. Untuk menuju lokasi, wisatawan
juga harus merogoh kocek yang
cukup dalam untuk transportasi.
Pasalnya, tak ada angkutan umum
yang melintas di jalur wisata ini.
Bahkan pada malam hari, wisatawan harus rela membayar
Rp20 ribu jasa ojek hingga ke
lokasi. "Banyak yang mengeluhkan
transportasi," kata Pak Bagong. Selain itu, masih belum ada
wisata pendukung yang bisa
dijadikan wisata alternatif di
lokasi itu. salah satunya adalah
penjualan suvenir. Satu-satunya
kios suvenir yang ada di lokasi itu telah mati. Juga wisata kuliner
yang nyaris tak ada di sekitar
lokasi. Hanya beberapa warung
kecil yang menyediakan makanan
dingan. Tak ayal, wisatawan hanya
disuguhi pemandangan petirtan, tanpa ada wisata tambahan.
Nah dibawah ini adalah tukang fotonya yg cakep.
.
jolotundo